Sering kali di beberapa perusahaan kita melihat ada karyawan yang dipekerjakan karena privilege mereka sebagai saudara atau kerabat dekat dari si pemilik perusahaan. Apakah salah? Tentu tidak ada yang salah dengan privilege yang dimiliki oleh karyawan hanya karena dia saudara dari bos.
Sebenarnya apa sih hukumnya mempekerjakan saudara sendiri? Tidak salah kok, dan tidak ada kata halal dan haram dalam mempekerjakan saudara sendiri di perusahaan seseorang. Yang menjadi masalah adalah, mampu tidaknya seseorang tersebut dalam memberikan kontribusi pada perusahaan yang bernaung di bawahnya.
Alkisah di kantor tempat teman saya bekerja, ada dua orang bekerja di kantor berstatus saudara dari pimpinan. Satu adalah sepupu sementara satunya adalah paman alias suami dari bibi kandungnya.
Awal bekerja di kantor, sang paman sangat antusias. Ternyata setelah teman saya ajukan kontrak kerja dengan paman pimpinan perusahaan, terkuaklah bahwa bos dari teman saya dan pamannya tidak melakukan negosiasi gaji sebelumnya. Hal ini mengakibatkan paman kaget dengan besaran gaji yang diterima sehingga si paman seolah bertekad tidak mau bekerja dengan totalitas.
Paman berharap bisa mendapat gaji tinggi di perusahaan tempat teman saya bekerja. Dan ternyata tidak sesuai dengan ekspektasi paman dari pimpinan teman saya itu.
Ya begitulah risiko bekerja di kantor milik saudara sendiri. Ada rasa sungkan, tapi ingin memberontak. Akhirnya karena ketidak puasan, orang yang berstatus saudara itu tidak bekerja maksimal bahkan cenderung makan gaji buta di kantor.
Teman saya yang merasa telah bekerja dengan giat tentu saja iri dengan nepotisme yang dijalankan oleh pimpinannya itu. Rasa itu yang terus menerus menjalar pun semakin tak dapat dihilangkan. Akibatnya teman saya menjadi ikut-ikutan malas bekerja dan tak punya motivasi. Padahal teman saya berbakat lho di pekerjaannya.
Bagaimana seharusnya saya dan kalian menyikapi jika di kantor pimpinan mempekerjakan saudara sendiri, berikut tipsnya:
- Tetap bekerja dengan fokus sesuai job description kalian masing-masing
- Sebisa mungkin tidak bersinggungan dengan saudara yang dipekerjakan di kantor tersebut.
- Jangan terbawa arus dengan apa yang dilakukan saudara pimpinan di kantor. Jika mereka ingin makan gaji buka ya silahkan saja namun Anda jangan sampai melakukannya.
Lalu jika saya boleh sarankan bagi Anda yang memiliki usaha lalu mempekerjakan saudara sendiri, maka sebaiknya perlu mempertimbangkan kembali. Memang keberadaan saudara di kantor akan memberikan rasa aman terhadap aset-aset yang dimiliki pimpinan. Meski tak jarang ada kasus saudara juga menikung si pemilik perusahaan dalam hal keuangan, loyalitas dan lain sebagainya.
Tips saya jika Anda selaku pimpinan perusahaan hendak mempekerjakan saudara sendiri antara lain:
- Bersikap tegas dan tak ada toleransi
- Perlakukan sama dengan karyawan lainnya.
- Sering diajak diskusi dan komunikasi
Semoga artikel ini bisa membantu khususnya bagi karyawan yang mungkin memiliki kondisi yang sama dengan teman saya. Percayalah, bekerja dengan saudara pimpinan itu awalnya menyenangkan, namun lama kelamaan ternyata menjadi toxic juga bagi diri kita sendiri.
Untuk kalian yang kebetulan berstatus saudara dan bekerja di perusahaan saudara sendiri, maka tolong dengarkan isi hati saya. Saya ingin kalian sebagai saudara bekerjalah secara professional di perusahaan milik saudara kalian. Jangan datang terlambat, jangan mengatasnamakan urusan keluarga sebagai alasan tidak masuk kerja, jangan makan gaji buta, jangan main games saja di smartphone kalian, serta banyak jangan lainnya yang merugikan perusahaan itu.
Ingatlah bahwa kalian juga digaji layaknya pegawai lainnya di perusahaan itu. Apa kalian tidak kasihan dengan rekan kerja lainnya yang bukan saudara, dimana mereka susah payah bekerja demi gaji setiap bulannya, sementara kalian hanya makan gaji buta.
Jika teman saya berada di lingkungan kerja penuh dengan keluarga pimpinan, mungkin satu dua tahun akan merasa biasa-biasa saja. Namun ternyata menginjak tahun ke-11, perasaan tidak nyaman makin menjalar ke dalam hati teman saya ketika harus menjalani ritme kerja bersama rekan kerja yang notabene adalah keluarga dari pimpinan atau owner perusahaan.
Saya hanya ingin memberi semangat kepada kalian yang merasakan hal yang sama dengan teman saya, ikuti kata hati saja. Jika ingin mengundurkan diri, lakukanlah. Namun jika masih ingin bertahan untuk bekerja, kuatkanlah hati kalian bekerja bersama para saudara pimpinan perusahaan.
Salam kenal,
BalasHapusKebetulan saya sendiri mengalami betapa tidak enak mempekerjakan saudara sendiri karena kita tidak bisa menerapkan aturan main yang kita harapkan.
Kakak ipar saya sudah lama jobless, kebetulan saya dan suami sejak pandemi 3 tahun lalu membuka 3 cabang kedai fried chicken yang cukup berkembang.
Suami merekrut kakaknya bekerja utk kami, tetapi dia tidak bisa mengikuti aturan jam kerja pagi seperti karyawan lain dengan alasan rumah jauh dan tidak bisa bangun pagi. Tampaknya sepele, namun sangat pengaruh pada penjualan bila kedai buka terlalu siang.
Hal itu lama kelamaan menjadi sumber keributan antara suami dengan kakaknya, bahkan antara kami berdua, karena saya berpendapat lebih baik merekrut orang lain secara profesional daripd saudara sendiri.