Pernah dengar dengan istilah self love? Akhir-akhir ini istilah self love lebih sering kita dengar dan jumpai di beberapa talk show mengenai kesehatan mental. Kesannya kalau bagi orang yang awam, akan sinis berkata "kenapa sih harus cinta diri sendiri, bukankah banyak orang lain yang harus kita cintai!".
Tapi bagaimana jika dibalik begini, "sudah banyak orang lain yang engkau cintai dan perlakukan dengan sebaik mungkin, sekarang giliran tubuh dan jiwamu yang mendapat perhatian dari pemiliknya".
Sungguh saya pun terus terang awalnya asing dengan istilah self love sampai akhirnya saya baca di banyak literatur baik dari buku fisik maupun artikel di internet. Dan ternyata memang self love itu perlu kita miliki dan wujudkan untuk diri sendiri.
Saya beberapa kali merenung, apa sih yang sudah saya lakukan untuk orang lain dalam hidup ini. Hal ini tentu saja tanpa ada keinginan meminta imbalan dari orang tersebut. Saya ambil contoh:
- Saya sudah mencari nafkah untuk keluarga dalam rangka membantu suami. Zaman sekarang mungkin jika hanya suami yang bekerja maka kebutuhan hidup tidak maksimal terpenuhi walau kita percaya yang namanya rezeki.
- Saya berusaha menjadi anak yang berbakti dengan menemani masa tua ibu. Menemani seorang lansia tentu bukan hal yang mudah apalagi lansia banyak mengalami emosi yang tak menentu.
- Bertanggung jawab dengan pekerjaan kantor yang terkadang kita harus tampil sempurna demi tercapaikan tujuan perusahaan. Pulang larut, prospek client dengan giat dan segala rutinitas lain sebagai karyawan
- Bertanggung jawab kepada ibu mertua juga yang saya anggap sebagai orang tua sendiri. Apalagi mertua juga sudah tidak memiliki suami sehingga menjadi tanggung jawab anak lelaki dan saya sebagai istrinya.
Saya menikmati peran sebagai anak, istri dan juga menantu. Rasa jenuh terkadang menyeruak di hati namun segera saya tepiskan. Saya berdoa agar diberi kesehatan agar bisa selalu menjadi pendamping bagi ibu, menjadi guardian angel untuk suami dan juga siaga mengunjungi ibu mertua.
Namun kembali lagi, saya hanyalah seorang manusia biasa yang punya sisi lemah. Ada rasa lelah secara fisik. Tak dipungkiri, usia yang bertambah akan membuat jiwa dan raga ini lelah. Lalu saya harus bagaimana?
Akhirnya saya putuskan untuk mencari cara bagaimana bisa rehat sejenak dari rutinitas yang mungkin membosankan itu. Bukan berarti kita menjad manusia tak bersyukur namun memang kita harus tahu batas diri ini.
Self Love: Istilah yang Memang Harus Terealisasi Demi Kesehatan Mental
Di saat mood swing, ingin rasanya saya telantarkan semua pekerjaan baik itu di rumah maupun di kantor. Tapi saya teringat bahwa saya makhluk Tuhan yang punya etika dan moral.
Saya tidak mungkin melakukan hal semena-mena demi kesenangan diri. Harus ada balance dalam hidup ini. Jika saya merasa suda bekerja keras maka saya harus memberi apresiasi terhadap diri sendiri.
Self love! Itulah yang harus saya lakukan saat ini di saat sedang jenuh dan letih jiwa raga. Lalu bagaimana cara mencintai diri sendiri? Ribet gak sih mencintai diri sendiri. Ternyata tidak kok! Kalaupun ribet jangan dianggap ribet. Ambil mudahnya saja.
Saya, kamu dan mereka bisa mencintai diri sendiri tanpa ribet, tanpa memikirkan bagaimana orang lain nantinya. Memangnya tidak bisa mencintai sekaligus, diri sendiri dan orang lain? Saya rasa bisa kok.
Ikhlas dalam melakukan sesuatu itu bisa jadi bentuk self-love juga menurutku. Selamat menikmati self-love nggak pakai ribet Mar.
BalasHapus